Sebenarnya aku tulis ini setelah beberapa kali berdebat panjang dengan pikiranku sendiri tentang betapa tidak lagi ada yang bisa aku lakukan untuk membantu kamu merasa ringan. Yang aku tahu, tubuhmu berteriak pada tiap-tiapnya yang menanggung. Kamu tak sempat menyadari kakimu gemetar karena kamu sedang berlari gentar. Yang aku tahu malammu terlalu dingin dan pagimu berlalu terlalu cepat. Sialnya, aku tau semua kata istirahat tidak akan berguna karena kamu berlari di atas treadmill raksasa.
Aku mungkin memang bukan yang kamu butuh, tapi kamu tahu? Bahuku siap menjadi sandaran semua lelahnya hari kamu. Tanganku yang tidak akan pernah lepas dari genggamanmu. Telingaku akan menjadi pendengar yang baik untukmu. Temukan aku di garis terdepan, aku disini selalu untukmu. Aku tahu yang terbaik selalu, aku tahu panjang ini bergaransi perayaan untukm esok hari.
Berpeganglah sekuat, semampu kamu selagi aku mendoakan semuanya terkendali. Aku harap kamu memenangkan pertarungan yang tidak kamu ceritakan karena sudah terlalu lelah. Tenang saja, tidak perlu takut tertinggal karena aku disini akan melaporkan semua di layar yang bisa kamu buka sesaat kamu punya waktu untuk bernafas lega. Tetaplah berlari di jalan yang sudah banyak kamu tinggalkan jejak, aku tau kamu kuat dalam pikiranmu bekerja.
Aku akan berjaga malam. Istirahatlah setelah tuntas semua tanggungmu namun ingat, jangan terlalu memaksa diri. Aku tahu kamu kuat dan lemah di saat yang bersamaan. Aku tahu kamu kuat dan doa adalah usaha terakhir yang bisa k uberikan setelah memberi ruang. Kelak suatu saat hati kamu segera penuh kembali, kapalnya berlayar, aku akan menjemput dan merayakannya untukmu.
Dan selamat pagi juga untuk kakak disana!
